Jumat, 18 Oktober 2024

INOVASI

INOVASI PEMBELAJARAN

 " PEMBELAJARAN MENYENANGKAN DENGAN MPI SIANTA"


PENDAHULUAN

SD Negeri 93 Halmahera Selatan merupakan salah satu Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara yang memiliki 6 rombel dengan jumlah muris 143 orang. Pada tahun ajaran 2024/2025 ini, SD Negeri 93 Halmahera Selatan mulai mengiplementasikan Kurikulum Merdeka. Penerapan Implementasi Kurikulum merdeka membuat guru harus mengubah cara mengajar yang semula terpaku pada tuntutan kompetensi dan berpusat pada guru.

Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka pembelajaran harus berpusat pada peserta didik dengan meperhatikan karakteristik setiap peserta didik. Pembelajaran berdeferensiasi penting dilaksanakan mengingat kondisi murid yang beragam, sehingga pembelajaran ini dapat memungkinkan guru dalam menyesuaikan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid. Pembelajaran berdefernsiasi juga dianggap mampu meningkatkan motivasi murid di dalam pembelajaran karena pembelajaran ini disesuaikan dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid.

ISI

1.     Situasi

    Salah satu prinsip pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka yaitu pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian murid saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan murid yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. Pengimplementasian kurikulum merdeka tidak terlepas dari masalah, pertama peserta didik sulit memahami materi pembelajaran di kelas, kedua guru belum memanfaatkan model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik peserta didik dan karakteristik materi yang diberikan, yang ketiga guru belum memaksimalkan dan memanfaatkan teknologi, dan yang terakhir pembelajaran yang berpusat pada guru.
    Selain kemampuan membaca yang masih sangat rendah, berdasarkan hasil asesmen diagnostik yang dilakukan pada siswa kelas 5 sebanyak 23 orang didapatkan hasil sebesar 74% memiliki minat belajar yang sangat rendah karena siswa merasa bosan dengan pelajaran Bahasa Indonesia yang selalu disuguhi dengan banyaknya bacaan, sedangkan sebagian besar dari mereka belum lancar membaca. Hal ini menandakan bahwa budaya literasi masih sangat rendah di sekolah kami. Sebagai seorang pendidik, saya menjadi tertantang untuk mengemas pembelajaran agar dapat lebih menyengkan dan bermakna bagi peserta didik saya. Penggunaan model pembelajaran Problem based learning (PBL) menjadi solusi yang saya pilih agar dapat mengantar kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan. Selai itu, dengan menggunakan model pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran peserta didik dan memudahkan peserta didik dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah di dunia nyata.

    Ada beberapa alasan mengapa praktik baik ini penting diterapkan, anta lain: 1) dapat memberikan solusi terhadap permasalahan terkait rendahnya motivasi dan hasil belajar murid, 2) dapat memotivasi saya untuk merancang pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan tepat sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi murid serta mengakomodir kebutuhan belajar murid, 3) dapat menjadi referensi bagi guru lain dalam menerapkan pembelajaran berdeferensiasi dan inovatif terutama dalam Implementasi Kurikulum Merdeka atau yang memiliki permasalan yang sama.

    Dalam praktik baik ini saya berperan sebagai guru yang memiliki tanggung jawab dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang kreatif, inovatif, bermakna, dan menyenangkan bagi murid serta dapat mengakomodir kebutuhan belajar murid dengan menggunakan model, metode, dan media pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga dapat meningkatkan motivasi hasil belajar murid serta meningkatkan kemampuan literasi siswa.

 2.     Tantangan

    Setelah dilakukan identifikasi maslaah melalui refleksi diri, wawancara dengan kepala sekolah, rekan sejawat dan penyebaran angket, maka beberapa tantangan yang saya hadapi antara lain: 1) rendahnya motivasi belajar yang mempengaruhi hasil belajar siswa; 2) pembelajaran yang bersifat monoton dan berpusat pada guru serta tidak memperhatikan kebutuhan belajar murid; 3) penggunaan sumber belajar yang hanya mengandalkan buku dan mencatat; 4) kurangnya kreatifitas guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, terutama media pembelajaran yang berbasis TIK; 5) pemberian tugas yang seragam terhadap seluruh murid; dan 5) rendahnya kemampuan literasi pada siswa.

    Dari beberapa permasalahan yang sudah disebutkan di atas, maka saya menyimpulkan bahwa saya harus menyelesaikan tantangan tersebut dengan berbagai cara, antara lain: 1) memilih model dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik agar peserta didik dapat terlibat aktif dalam pembelajaran; 2)menggunakan media pembelajaran yang inovatif, interaktif, tepat, dan menarik serta berbasis teknologi sehingga semakin memotivasi peserta didik di dalam belajar; 3) menyiapkan berbagai sumber belajar yang relevan dalam merespon kebutuhan belajar murid; 4) meningkatkan hasil belajar murid melalui penugasan yang beragam; dan 5) menumbuhkan semangat literasi dalam diri peserta didik dengan mengemas sebuah cerita singkat dalam media pembelajaran interaktif yang saya buat.

    Saya berusaha memaksimalkan pemanfaatan teknologi dengan menggunakan media pembelajaran Interaktif SI ANTA (Sinonim dan Antonim Kata) yang saya rancang dengan mengintegrasikan permainan edukasi wordwall di dalamnya. Adanya media interaktif pembelajaran ini dapat memberikan dampak positif bagi peserta didik untuk dapat menumbuhkan rasa percaya diri kepada peserta didik slow learning. Media pembelajaran SI ANTA menyediakan beberapa menu, anta lain kompetensi, ice breaking, motivasi, literasi, materi, serta kuis. Materi dalam media SI ANTA dikemas dalam bentuk video dan teks . hal ini bertujuan untuk memfasilitasi siswa yang memiliki gaya belajar yang beragam. Pada menu kuis, saya mengintegrasikan wordwall agar peserta didik dapat belajar sambil bermain game. Hal ini tentunya dapat menambah motivasi belajar peserta didik serta minat untuk mengikuti serangkaian pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dan media penunjang pembelajaran, proses pembelajaran lebih terstruktur secara sistematis, berpusat kepada peserta didik, lebih menarik dan menyenangkan serta tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan.

    Pihak-pihak yang terlibat dalam praktik baik ini adalah saya sebagai guru, peserta didik, rekan sejawat, dan kepala sekolah selaku pemberi ijin dalam melaksanakan praktik baik ini. Berkonsultasi dan berkolaborasi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat serta peserta didik dalam melaksanakan aksi. Pemilihan pendekatan model serta metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik dan karakteristik materi untuk mencapai tujuan yang diinginkan saya memilih jenis media yang akan digunakan dan disesuaikan dengan materi secara karakteristik belajar peserta didik

3. Aksi

    Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan yang sudah disebut di atas yaitu: 1) melakukan kajian literatur, mencari sumber inspirasi melalui berbagai sumber dan Platform Merdeka Mengajar, serta berdiskusi dengan guru senior atau rekan sejawatuntuk memilih metode, model, dan media pembelajaran; 2) merancang pembelajaran yang kreatif, inovatif, bermakna, dan menyenangkan bagi peserta didik serta dapat mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik; dan 3) melaksanakan pembelajaran yang sudah dirancang.

    Pada aksi kali ini saya menggunakan media pembelajara interaktif yang dikemas semenarik mungkin secara audio visual agar dapat menarik perhatian dan minat peserta didik pada saat pembelajaran. Media pembelajaran interaktif SI ANTA saya buat dengan menggunakan canva dan mengintegrasiakan permainan educatif yang saya buat dengan menggunakan wordwall. Sebelum pembelajaran dimulai, saya mempersiapkan sumber pembelajaran yang diperlukan seperti laptop, proyektor, speaker, serta mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik sesuai dengan model dan media pembelajaran.

    Strategi pembelajaran yang saya gunakan adalah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang dikenal sebagai model problem based learning dengan menggunakan media pembelajaran interaktif SI ANTA, setelah mempelajari materi yang disajikan didalamnya, siswa bisa langsung mengerjakan kuis dalam bentuk game edukasi yang dibuat dengan menggunakan apliaksi wordwall. Media pembelajara ini tidak hanya dapat digunakan secara bersama-sama dalam pembelajaran di kelas, namun setiap siswa juga dapat mengakses media pembelajaran SI ANTA secara mandiri melalui web. Sehingga dengan adanya media pembelajaran interaktif ini dapat memudahkan siswa untuk belajar dimana saja dan kapan saja.

    Adapun beberapa langkah dalam menggunakan model pembelajaran problem based learning, pertama mengorientasi peserta didik pada masalah, kedua mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, ketiga membimbing penyelidikan secara individua tau kelompok, keempat mengembangkan dan menyajikan hasil karya, terakhir menaganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dari model pembelajaran tersebut dimulai tahap awal hingga akhir yang dituangkan dalam kegiatan pendahuluan inti dan penutup.

    Dengan penerapan model pembelajaran problem based learning dan pemanfaatan media pembelajaran interaktif SI ANTA peserat didik dapat melakukan pembelajaran secara secara aktif saat pembelajaran berlangsung  serta dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan kuis yang ada di dalamnya.

 4. Refleksi

    Setelah dilakukan pembelajaran berdeferensiasi dengan mengintegrasikan media pembelajaran interaktif SI ANTA, berdasarkan observasi dan penilaian yang dilakukan, dampak positif terlihat dari antusias peserta didik dalam mengikuti rangkaian pembelajaran. Selain itu dari data yang diperoleh, sebanyak 90% peserta didik merasa senang setelah mengikuti pelajaran. Peserta didik juga dapat menyelesaikan tugas evaluasi dengan sangat baik, karena pemberian tugas juga dilakukan secara menyenangkan dengan menggunakan Quizizz. Hasil belajar murid meningkat yang artinya praktik ini menunjukkan hasil yang efektif, dimana seluruh murid mencapai nilai melebihi KKM. Selain itu, pengetahuan terhadap materi sinonim dan antonin semakin matang dengan penggunaan media interaktif dalam pembelajaran.

    Faktor keberhasilan terletak pada penggunaan media atau sumber belajar yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik, serta pemanfaatan teknologi di dalam pembelajaran. Saya menggunakan aplikasi canva untuk mendesain dan membuat media pembelajaran interaktif SI ANTA dan menggunkaan aplikasi wordwall untuk membuat kuis yang dikemas dalam bentuk game. Faktor lainnya yaitu, evaluasi yang dibuat dengan Quizizz membuat siswa merasa antusias dan aktif selama pelaksanaan karena dalam quizizz soal-soal evaluasi disajikan dengan sangat menarik dan siswa dapat berinteraksi langsung dengan TIK. Selain itu siswa juga langsung dapat melihat hasil kerja mereka, mereka langsung dapat milhat jawaban mereka benar atau salah.

    Sebagai guru kita dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menentukan metode, model dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Pembelajaran yang menyenangkan bagi murid dapat dilaksanakan dengan mengakomodir kebutuhan murid yang beragam. Selain itu, sebagai seorang guru kita harus selalu belajar untuk meningkatkan kemampuan diri agar dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas bagi peserta didik.

PENUTUP

    Demikianlah pembelajaran inovatif dan berdeferensiasi dengan menggunakan media pembelajaran interaktif SI ANTA yang telah saya lakukan. Semoga dengan praktik baik ini dapat memberikan inspirasi bagi rekan-rekan guru serta dapat memberikan manfaat bagi seolah pada khususnya dan dunia Pendidikan pada umumnya.

    Tantangan yang saya hadapi dalam penerapan inovasi pembelajaran, seringkali siswa memiliki pemikiran bahwa pembelajaran susah atau membosankan. Sehingga menjadi penyebab munculnya rasa tidak suka atau bosan pada sebuah pelajaran. Rasa takut akan mengalami kesulitan      saat belajar membuat siswa secara tidak sadar menolak untuk menerima pelajaran.    


0 comments:

Posting Komentar