INOVASI PEMBELAJARAN
" PEMBELAJARAN MENYENANGKAN DENGAN MPI SIANTA"
PENDAHULUAN
SD
Negeri 93 Halmahera Selatan merupakan salah satu Sekolah Dasar Negeri yang
berada di Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara yang memiliki 6
rombel dengan jumlah muris 143 orang. Pada tahun ajaran 2024/2025 ini, SD
Negeri 93 Halmahera Selatan mulai mengiplementasikan Kurikulum Merdeka. Penerapan
Implementasi Kurikulum merdeka membuat guru harus mengubah cara mengajar yang
semula terpaku pada tuntutan kompetensi dan berpusat pada guru.
Pembelajaran
dalam Kurikulum Merdeka pembelajaran harus berpusat pada peserta didik dengan meperhatikan
karakteristik setiap peserta didik. Pembelajaran berdeferensiasi penting
dilaksanakan mengingat kondisi murid yang beragam, sehingga pembelajaran ini
dapat memungkinkan guru dalam menyesuaikan proses pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan murid. Pembelajaran berdefernsiasi juga dianggap mampu
meningkatkan motivasi murid di dalam pembelajaran karena pembelajaran ini
disesuaikan dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid.
ISI
1. Situasi
Salah satu prinsip
pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka yaitu pembelajaran dirancang dengan
mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian murid saat ini,
sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan
perkembangan murid yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan
menyenangkan. Pengimplementasian kurikulum merdeka tidak terlepas dari masalah,
pertama peserta didik sulit memahami materi pembelajaran di kelas, kedua guru
belum memanfaatkan model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik
peserta didik dan karakteristik materi yang diberikan, yang ketiga guru belum
memaksimalkan dan memanfaatkan teknologi, dan yang terakhir pembelajaran yang
berpusat pada guru.
Selain kemampuan membaca yang masih sangat rendah,
berdasarkan hasil asesmen diagnostik yang dilakukan pada siswa kelas 5 sebanyak
23 orang didapatkan hasil sebesar 74% memiliki minat belajar yang sangat rendah
karena siswa merasa bosan dengan pelajaran Bahasa Indonesia yang selalu
disuguhi dengan banyaknya bacaan, sedangkan sebagian besar dari mereka belum
lancar membaca. Hal ini menandakan bahwa budaya literasi masih sangat rendah di
sekolah kami. Sebagai seorang pendidik, saya menjadi tertantang untuk mengemas
pembelajaran agar dapat lebih menyengkan dan bermakna bagi peserta didik saya.
Penggunaan model pembelajaran Problem based learning (PBL) menjadi solusi yang
saya pilih agar dapat mengantar kemampuan peserta didik serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan. Selai itu, dengan menggunakan model
pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran peserta
didik dan memudahkan peserta didik dalam menguasai konsep-konsep yang
dipelajari guna memecahkan masalah di dunia nyata.
Ada beberapa alasan
mengapa praktik baik ini penting diterapkan, anta lain: 1) dapat memberikan solusi
terhadap permasalahan terkait rendahnya motivasi dan hasil belajar murid, 2)
dapat memotivasi saya untuk merancang pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan
tepat sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan
bagi murid serta mengakomodir kebutuhan belajar murid, 3) dapat menjadi
referensi bagi guru lain dalam menerapkan pembelajaran berdeferensiasi dan
inovatif terutama dalam Implementasi Kurikulum Merdeka atau yang memiliki
permasalan yang sama.
Dalam praktik baik ini
saya berperan sebagai guru yang memiliki tanggung jawab dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran yang kreatif, inovatif, bermakna, dan menyenangkan
bagi murid serta dapat mengakomodir kebutuhan belajar murid dengan menggunakan model,
metode, dan media pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga dapat
meningkatkan motivasi hasil belajar murid serta meningkatkan kemampuan literasi
siswa.
2. Tantangan
Setelah dilakukan
identifikasi maslaah melalui refleksi diri, wawancara dengan kepala sekolah,
rekan sejawat dan penyebaran angket, maka beberapa tantangan yang saya hadapi
antara lain: 1) rendahnya motivasi belajar yang mempengaruhi hasil belajar
siswa; 2) pembelajaran yang bersifat monoton dan berpusat pada guru serta tidak
memperhatikan kebutuhan belajar murid; 3) penggunaan sumber belajar yang hanya
mengandalkan buku dan mencatat; 4) kurangnya kreatifitas guru dalam
memanfaatkan media pembelajaran, terutama media pembelajaran yang berbasis TIK;
5) pemberian tugas yang seragam terhadap seluruh murid; dan 5) rendahnya
kemampuan literasi pada siswa.
Dari beberapa
permasalahan yang sudah disebutkan di atas, maka saya menyimpulkan bahwa saya
harus menyelesaikan tantangan tersebut dengan berbagai cara, antara lain: 1)
memilih model dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik agar peserta didik dapat terlibat aktif dalam
pembelajaran; 2)menggunakan media pembelajaran yang inovatif, interaktif,
tepat, dan menarik serta berbasis teknologi sehingga semakin memotivasi peserta
didik di dalam belajar; 3) menyiapkan berbagai sumber belajar yang relevan
dalam merespon kebutuhan belajar murid; 4) meningkatkan hasil belajar murid
melalui penugasan yang beragam; dan 5) menumbuhkan semangat literasi dalam diri
peserta didik dengan mengemas sebuah cerita singkat dalam media pembelajaran
interaktif yang saya buat.
Saya berusaha
memaksimalkan pemanfaatan teknologi dengan menggunakan media pembelajaran
Interaktif SI ANTA (Sinonim dan Antonim Kata) yang saya rancang dengan
mengintegrasikan permainan edukasi wordwall di dalamnya. Adanya media
interaktif pembelajaran ini dapat memberikan dampak positif bagi peserta didik
untuk dapat menumbuhkan rasa percaya diri kepada peserta didik slow learning.
Media pembelajaran SI ANTA menyediakan beberapa menu, anta lain kompetensi, ice
breaking, motivasi, literasi, materi, serta kuis. Materi dalam media SI ANTA
dikemas dalam bentuk video dan teks . hal ini bertujuan untuk memfasilitasi
siswa yang memiliki gaya belajar yang beragam. Pada menu kuis, saya
mengintegrasikan wordwall agar peserta didik dapat belajar sambil bermain game.
Hal ini tentunya dapat menambah motivasi belajar peserta didik serta minat
untuk mengikuti serangkaian pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran
problem based learning dan media penunjang pembelajaran, proses pembelajaran
lebih terstruktur secara sistematis, berpusat kepada peserta didik, lebih
menarik dan menyenangkan serta tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang
direncanakan.
Pihak-pihak yang terlibat
dalam praktik baik ini adalah saya sebagai guru, peserta didik, rekan sejawat,
dan kepala sekolah selaku pemberi ijin dalam melaksanakan praktik baik ini.
Berkonsultasi dan berkolaborasi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat serta
peserta didik dalam melaksanakan aksi. Pemilihan pendekatan model serta metode
pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik dan karakteristik
materi untuk mencapai tujuan yang diinginkan saya memilih jenis media yang akan
digunakan dan disesuaikan dengan materi secara karakteristik belajar peserta
didik
3. Aksi
Langkah-langkah yang dilakukan
untuk menghadapi tantangan yang sudah disebut di atas yaitu: 1) melakukan kajian
literatur, mencari sumber inspirasi melalui berbagai sumber dan Platform
Merdeka Mengajar, serta berdiskusi dengan guru senior atau rekan sejawatuntuk
memilih metode, model, dan media pembelajaran; 2) merancang pembelajaran yang
kreatif, inovatif, bermakna, dan menyenangkan bagi peserta didik serta dapat
mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik; dan 3) melaksanakan pembelajaran
yang sudah dirancang.
Pada aksi kali ini saya
menggunakan media pembelajara interaktif yang dikemas semenarik mungkin secara
audio visual agar dapat menarik perhatian dan minat peserta didik pada saat
pembelajaran. Media pembelajaran interaktif SI ANTA saya buat dengan
menggunakan canva dan mengintegrasiakan permainan educatif yang saya buat
dengan menggunakan wordwall. Sebelum pembelajaran dimulai, saya mempersiapkan
sumber pembelajaran yang diperlukan seperti laptop, proyektor, speaker, serta
mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik sesuai dengan model dan media
pembelajaran.
Strategi pembelajaran
yang saya gunakan adalah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang
dikenal sebagai model problem based learning dengan menggunakan media
pembelajaran interaktif SI ANTA, setelah mempelajari materi yang disajikan
didalamnya, siswa bisa langsung mengerjakan kuis dalam bentuk game edukasi yang
dibuat dengan menggunakan apliaksi wordwall. Media pembelajara ini tidak hanya
dapat digunakan secara bersama-sama dalam pembelajaran di kelas, namun setiap
siswa juga dapat mengakses media pembelajaran SI ANTA secara mandiri melalui
web. Sehingga dengan adanya media pembelajaran interaktif ini dapat memudahkan
siswa untuk belajar dimana saja dan kapan saja.
Adapun beberapa langkah
dalam menggunakan model pembelajaran problem based learning, pertama
mengorientasi peserta didik pada masalah, kedua mengorganisasikan peserta didik
untuk belajar, ketiga membimbing penyelidikan secara individua tau kelompok,
keempat mengembangkan dan menyajikan hasil karya, terakhir menaganalisa dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dari model pembelajaran tersebut dimulai
tahap awal hingga akhir yang dituangkan dalam kegiatan pendahuluan inti dan
penutup.
Dengan penerapan model
pembelajaran problem based learning dan pemanfaatan media pembelajaran
interaktif SI ANTA peserat didik dapat melakukan pembelajaran secara secara
aktif saat pembelajaran berlangsung
serta dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan kuis yang ada di
dalamnya.
4. Refleksi
Setelah dilakukan
pembelajaran berdeferensiasi dengan mengintegrasikan media pembelajaran
interaktif SI ANTA, berdasarkan observasi dan penilaian yang dilakukan, dampak
positif terlihat dari antusias peserta didik dalam mengikuti rangkaian
pembelajaran. Selain itu dari data yang diperoleh, sebanyak 90% peserta didik
merasa senang setelah mengikuti pelajaran. Peserta didik juga dapat
menyelesaikan tugas evaluasi dengan sangat baik, karena pemberian tugas juga
dilakukan secara menyenangkan dengan menggunakan Quizizz. Hasil belajar murid
meningkat yang artinya praktik ini menunjukkan hasil yang efektif, dimana
seluruh murid mencapai nilai melebihi KKM. Selain itu, pengetahuan terhadap
materi sinonim dan antonin semakin matang dengan penggunaan media interaktif
dalam pembelajaran.
Faktor keberhasilan terletak
pada penggunaan media atau sumber belajar yang sesuai dengan gaya belajar
peserta didik, serta pemanfaatan teknologi di dalam pembelajaran. Saya
menggunakan aplikasi canva untuk mendesain dan membuat media pembelajaran
interaktif SI ANTA dan menggunkaan aplikasi wordwall untuk membuat kuis yang dikemas
dalam bentuk game. Faktor lainnya yaitu, evaluasi yang dibuat dengan Quizizz membuat
siswa merasa antusias dan aktif selama pelaksanaan karena dalam quizizz soal-soal
evaluasi disajikan dengan sangat menarik dan siswa dapat berinteraksi langsung dengan
TIK. Selain itu siswa juga langsung dapat melihat hasil kerja mereka, mereka
langsung dapat milhat jawaban mereka benar atau salah.
Sebagai guru kita
dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menentukan metode, model dan media
pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Pembelajaran yang menyenangkan bagi
murid dapat dilaksanakan dengan mengakomodir kebutuhan murid yang beragam. Selain
itu, sebagai seorang guru kita harus selalu belajar untuk meningkatkan
kemampuan diri agar dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas bagi
peserta didik.
PENUTUP
Demikianlah pembelajaran inovatif
dan berdeferensiasi dengan menggunakan media pembelajaran interaktif SI ANTA yang
telah saya lakukan. Semoga dengan praktik baik ini dapat memberikan inspirasi
bagi rekan-rekan guru serta dapat memberikan manfaat bagi seolah pada khususnya
dan dunia Pendidikan pada umumnya.
Tantangan yang saya
hadapi dalam penerapan inovasi pembelajaran, seringkali siswa memiliki
pemikiran bahwa pembelajaran susah atau membosankan. Sehingga menjadi penyebab
munculnya rasa tidak suka atau bosan pada sebuah pelajaran. Rasa takut akan
mengalami kesulitan saat belajar
membuat siswa secara tidak sadar menolak untuk menerima pelajaran.